Perkenalan saya #1
Bismillah
Kata ini saya pilih sebagai pembuka tulisan saya karena kebetulan saya seorang muslim, dan sudah menjadi kebiasaan bagi seorang muslim untuk memulai semua aktivitas dengan bismillah.
Nama saya Yulianti Kalsum Rahman, biasa disapa “nona”, sapaan ini adalah panggilan umum bagi wanita atau perempuan Ambon, seperti sapaan “neng” di daerah Jawa Barat. Saya asli Ambon, kedua
orang tua saya berasal dari Ambon, tapi mereka bekerja dan menetap di Jakarta, dan saya, anak mereka selalu bersama mereka, sehingga kemudian kenangan hidup saya penuh dengan hari-hari
yang telah saya lalui di Jakarta.
Sekarang saya menetap di Ambon, kembali pulang ke kampung halaman, mengikuti suami yang bekerja di Ambon. Ya, sekarang saya adalah istri dan ibu dari tiga orang anak. Kami pindah ke kota Ambon ketika anak sulung kami berusia hampir empat tahun dan saya tengah mengandung anak ke dua. Sekarang hari-hari saya banyak dihabiskan bersama mereka, orang –orang terkasih saya.
Mereka adalah bagian dari takdir saya dalam menjalani kehidupan ini, kehidupan yang mengharuskan saya terus melesat menyusuri jalan yang telah saya pilih.
Saya berharap setiap hari yang saya lalui bersama mereka, saya dapat menggunakan semua panca indara yang telah dianugrahkan kepada saya untuk dapat membaca dan menerima fitriah mereka.
Bersama mereka saya belajar melihat dan mendengar rambu-rambu yang ada pada lalu lintas kehidupan dan mencoba memahami peraturan yang telah ditetapkan Allah atas takdir hidup saya.
Semoga saya akan selalu dapat merasakan nikmatnya keselarasan dan kebebasan yang tercipta.
Saya hanyalah manusia
Kata ini saya pilih sebagai pembuka tulisan saya karena kebetulan saya seorang muslim, dan sudah menjadi kebiasaan bagi seorang muslim untuk memulai semua aktivitas dengan bismillah.
Nama saya Yulianti Kalsum Rahman, biasa disapa “nona”, sapaan ini adalah panggilan umum bagi wanita atau perempuan Ambon, seperti sapaan “neng” di daerah Jawa Barat. Saya asli Ambon, kedua
orang tua saya berasal dari Ambon, tapi mereka bekerja dan menetap di Jakarta, dan saya, anak mereka selalu bersama mereka, sehingga kemudian kenangan hidup saya penuh dengan hari-hari
yang telah saya lalui di Jakarta.
Sekarang saya menetap di Ambon, kembali pulang ke kampung halaman, mengikuti suami yang bekerja di Ambon. Ya, sekarang saya adalah istri dan ibu dari tiga orang anak. Kami pindah ke kota Ambon ketika anak sulung kami berusia hampir empat tahun dan saya tengah mengandung anak ke dua. Sekarang hari-hari saya banyak dihabiskan bersama mereka, orang –orang terkasih saya.
Mereka adalah bagian dari takdir saya dalam menjalani kehidupan ini, kehidupan yang mengharuskan saya terus melesat menyusuri jalan yang telah saya pilih.
Saya berharap setiap hari yang saya lalui bersama mereka, saya dapat menggunakan semua panca indara yang telah dianugrahkan kepada saya untuk dapat membaca dan menerima fitriah mereka.
Bersama mereka saya belajar melihat dan mendengar rambu-rambu yang ada pada lalu lintas kehidupan dan mencoba memahami peraturan yang telah ditetapkan Allah atas takdir hidup saya.
Semoga saya akan selalu dapat merasakan nikmatnya keselarasan dan kebebasan yang tercipta.
Saya hanyalah manusia
Komentar
Posting Komentar