Uang Salawat
Kamis, 28 Juni 2018
19.00
π‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
πΈ Uang Salawat πΈ
Apakah rejeki itu?, pertanyaan ini mengawali perbincangan antara aku, Shafaa, Shina dan Saddam, ketiga anakku. Aku memilih Shafaa sebagai partner dalam menjalani tantangan kali ini. Reaksinya terhadap uang salawat lebaran kemarin membuat aku memilih Shafaa.
Jawaban pertanyaan yang aku berikan dari Shafaa dan Shina berupa senyum simpul, karena masih ragu, sedangkan abang Saddam dengan percaya diri menjawab "kepeng" bahasa Ambon yang artinya uang dengan mimik lucu dan tangan memberi kode uang, sontak semua tertawa.
Sehabis tertawa, aku melanjutkan dengan kalimat "Nah... ini rejeki, bisa kumpul, tertawa dan cerita sama sama, dikasih kesempatan sama Allah"
"Dikasih sehat... dikasih bisa makan..." Shafaa melanjutkan, sepertinya Shafaa meniru kata-kata nenek.
"Iya betul... tapi uang juga rejeki dari Allah, uang itu hanya sebagain kecil dari rejeki yang Allah titipkanuntuk kita, masih banyak contoh yang lain karena Allah maha pemberi rejeki, maha rahman dan rahim"
"Rejeki yang paling sering Shafaa dapat apa?" tanya ku kepada Shafaa. Shafaa berfikir keras "Bisa bangun dan makan sarapan" jawab Shafaa malu malu karena Shafaa selalu bagun paling akhir dan langsung sarapan.
"Iya betul.... jadi rejeki itu bukan uang saja ya, diberi enak dan mudah juga rejeki" lanjut aku.
Allah yang memberi rejeki makanya kita kalau meminta harus pada Allah, berdoa, insyaAllah dikabulkan.
"Tapi Shafaa berdoa minta hujan berhenti... hujannya belum berhenti juga" Shafaa melanjutkan sambil sedih.
"Ooh itu Allah mau Shafaa lebih bersabar dan berdoa lagi" jawab ku
"Shafaa sudah dua kali berdoa ma... tapi belum terkabul juga" kali ini Shina tersenyum.
"Shafaa takut banjir ya...." kata Shina
"Kalau banjir bukan rejeki yang dikasih" Shafaa menimpali.
"Kalau banjir bisa jadi rejeki.... kita bisa main air dalam rumah, kapan lagi bisa ada kolam dalam rumah" Shina menimpali.
"Ya ...betul betul..." jawab Shafaa sambil tertawa dan angkat jempol.
"Jadi tergantung kita juga ya Shi... mau jadi rejeki atau sedih".
"Nah... uang salawat lebaran kemarin itu termasuk rejeki dari Allah, karena izin Allah Shafaa bisa ketemu sama om dan tante yang datang ke rumah, Allah gerakkan hati om dan tante untuk kasih uang salawat buat Shafaa .....jadi banyak deh" aku mencoba menjelaskan kepada Shafaa.
"Iya kakak Shi ga dapet kan..." ledek Shafaa
"Ga apa apa...itu namanya buka rejeki, tapi kakak juga ada uang salawatnya" jawab Shina.
"Nah besok kita coba atur uang salawatnya buat apa ya...." kalimat ini menjadi kalimat penutup. Kemudian disambut acungan jempol tanda setuju dari Shina dan Shafaa, abang Saddam hanya tersenyum karena uang salawatnya sudah masuk ke tabungan.
π‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
19.00
π‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
πΈ Uang Salawat πΈ
Apakah rejeki itu?, pertanyaan ini mengawali perbincangan antara aku, Shafaa, Shina dan Saddam, ketiga anakku. Aku memilih Shafaa sebagai partner dalam menjalani tantangan kali ini. Reaksinya terhadap uang salawat lebaran kemarin membuat aku memilih Shafaa.
Jawaban pertanyaan yang aku berikan dari Shafaa dan Shina berupa senyum simpul, karena masih ragu, sedangkan abang Saddam dengan percaya diri menjawab "kepeng" bahasa Ambon yang artinya uang dengan mimik lucu dan tangan memberi kode uang, sontak semua tertawa.
Sehabis tertawa, aku melanjutkan dengan kalimat "Nah... ini rejeki, bisa kumpul, tertawa dan cerita sama sama, dikasih kesempatan sama Allah"
"Dikasih sehat... dikasih bisa makan..." Shafaa melanjutkan, sepertinya Shafaa meniru kata-kata nenek.
"Iya betul... tapi uang juga rejeki dari Allah, uang itu hanya sebagain kecil dari rejeki yang Allah titipkanuntuk kita, masih banyak contoh yang lain karena Allah maha pemberi rejeki, maha rahman dan rahim"
"Rejeki yang paling sering Shafaa dapat apa?" tanya ku kepada Shafaa. Shafaa berfikir keras "Bisa bangun dan makan sarapan" jawab Shafaa malu malu karena Shafaa selalu bagun paling akhir dan langsung sarapan.
"Iya betul.... jadi rejeki itu bukan uang saja ya, diberi enak dan mudah juga rejeki" lanjut aku.
Allah yang memberi rejeki makanya kita kalau meminta harus pada Allah, berdoa, insyaAllah dikabulkan.
"Tapi Shafaa berdoa minta hujan berhenti... hujannya belum berhenti juga" Shafaa melanjutkan sambil sedih.
"Ooh itu Allah mau Shafaa lebih bersabar dan berdoa lagi" jawab ku
"Shafaa sudah dua kali berdoa ma... tapi belum terkabul juga" kali ini Shina tersenyum.
"Shafaa takut banjir ya...." kata Shina
"Kalau banjir bukan rejeki yang dikasih" Shafaa menimpali.
"Kalau banjir bisa jadi rejeki.... kita bisa main air dalam rumah, kapan lagi bisa ada kolam dalam rumah" Shina menimpali.
"Ya ...betul betul..." jawab Shafaa sambil tertawa dan angkat jempol.
"Jadi tergantung kita juga ya Shi... mau jadi rejeki atau sedih".
"Nah... uang salawat lebaran kemarin itu termasuk rejeki dari Allah, karena izin Allah Shafaa bisa ketemu sama om dan tante yang datang ke rumah, Allah gerakkan hati om dan tante untuk kasih uang salawat buat Shafaa .....jadi banyak deh" aku mencoba menjelaskan kepada Shafaa.
"Iya kakak Shi ga dapet kan..." ledek Shafaa
"Ga apa apa...itu namanya buka rejeki, tapi kakak juga ada uang salawatnya" jawab Shina.
"Nah besok kita coba atur uang salawatnya buat apa ya...." kalimat ini menjadi kalimat penutup. Kemudian disambut acungan jempol tanda setuju dari Shina dan Shafaa, abang Saddam hanya tersenyum karena uang salawatnya sudah masuk ke tabungan.
π‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘πΈπ‘
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
Komentar
Posting Komentar