Drama

πŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
πŸ‘©‍⚕️With Shafaa - 6 ThnπŸ‘©‍⚕️

πŸ’ƒDramaπŸ’ƒ
Hari terakhir tantangan aku ingin memperkenalkan Shafaa bagaimana aku mendapatkan sedikit rejeki dari Allah bsrupa uang.
Sejak kecil Shafaa sering aku ajak ke travel ku dan ia juga mengerti kalau travel itu tempat menjual tiket pesawat tapi ketika itu Shafaa aku ajak agar aku dapat lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya. Biasanya kegiatan yang dilakukan ditravel seperti menggambar, membaca gambar, menghapal doa atau bertanya tentang apa yang sedang ia perhatika, belum pernah secara serius aku memberi pemahaman tentang alur kerja yang pada akhirnya menghasilkan  keuntungan.
Kali ini aku mengajak Shafaa bermain drama. Shafaa sebagai tante Yeni, salah seorang rekan kerjaku di travel. Kakak Shina menjadi aku, sementara aku menjadi abang Saddam, orang yang akan membeli tiket.
Abang Saddam adalah kakak sulung Shafaa, bulan Agustus nanti berencana akan mengikuti kegiatan di Jakarta. Shafaa sangat bersemangat melakukan perannya, karena situasinya sama dengan keadaan sebenarnya apalagi Shafaa sangat tertarik dengan semua hal yang berkaitan dengan abangnya ini.

Drama pun dimualai. Aku ( sebagai abang Saddam) memesan tiket  pesawat batik dari Ambon ke Jakarta. Shafaa menerima ku dengan malu-malu. Aku memandu  Shafaa untuk mencatat apa saja yang merupakan informasi penting seperti rute perjalanan, tanggal dan waktu keberangkatan.
Adegan diselingi memandu membuat Shafaa merajuk, akhirnya kami memulai kembali. Kali ini drama tidak berjalan dengan baik, Shafaa tambah merajuk karena tulisannya besar dan Kakak Shina terus tertawa.
"Ayo... mau lanjut tidak?" Tanya ku.
"Mau.. tapi tidak usah pakai mencatat" Shafaa mengajukan persyaratan.
"Harus dicatat biar Shafaa bisa periksa kembali betul atau tidak pesanan tiketnya, seperti kita pesan makanan di restoran kan dicatat juga lalu ditanyakan ulang" aku coba menjelaskan.
Drama kemudian berlanjut, kami sabar menunggu Shafaa menulis, ketik untuk masuk login kemudin membooking tiket.
Shafaa mencatat semua yang perlu dicatat seperti harga net dari maskapai yang muncul, kode referessi, limit waktu pembayaran dan harga tiket, tentu saja dengan perlahan-lahan.
Ketika mencatat Shafaa belum paham apa yang dicatat. Tetapi Shafaa melakukannya dengan serius.
Setelah selesai Shafaa kegirangan. Aku ingin menerangkan apa yang dicatatnya tetapi Shafaa terlalu gembira dan tidak melanjutkan drama melainkan berbincang ramai bersama kakak Shina.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk kemudian melanjutkan drama kami.
Sekitar 10 menit akhirnya aku mengajak Shafaa untuk melanjutkan, tapi kali ini bukan lagi dalam suasana drama, tetapi seperti dalam kelas karena Shafaa menggunakan kalkulator milik kakak Shina.
"Yuuuk kita cari tahu uang yang didapat Shafaa berapa waktu jual tiket untuk abang Saddam" aku mengajak Shafaa.
"Bagaimana bisa tahu" Shafaa penasaran.
Aku kemudian menerangkan cara mencari keuntungan yang didapat.
Pada awalnya Shafaa tidak mau menghitung karena angka yang ia lihat jutaan, menurutnya terlalu banyak dan ia belum belajar pengurangan dengan angka sebanyak itu. Kakak Shina membantu Shafaa. Sambil Shafaa memijit  tombol angka, aku menerangkan angka-angka apa yang sedang Shafaa kurangi, ketika mendapat hasilnya, Shafaa membacanya dengan suara nyaring.
"Naah itu yang namanya keuntungan dari jual tiket" aku berkata kepada Shafaa.
"Horeee!!!" Shafaa berteriak senang.
Entahlah... apakah Shafaa paham apa itu keuntungan, saat ini bukan menjadi suatu yang penting  karena yang terpenting bagi adalah Shafaa mah melakukan kegiatan ini dengan hati yang gembira. πŸ˜„πŸ˜πŸ˜—πŸ˜—

πŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang yang Kemarin