List Belanja

πŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
πŸ‘©‍⚕️With Shafaa - 6 ThnπŸ‘©‍⚕️

πŸ’Ÿ List Belanja πŸ’Ÿ

Aku mengajak Shafaa ke toserba terdekat untuk membeli barang kebutuhan sekolahnya yang sudah ia tulis listnya dua hari yang lalu. Kemarin kami sempat berbincang tentang harga barang dan bagaimana membandingkan  harga sebuah benda. Kebutuhan sekolah Shafaa yang masuk dalam List sebanyak 4 buah ;
1. Pensil 2
2. Penghapus 1
3. Buku 2 dan
4. Buku gambar 1

Shafa melangkah gembira dengan membawa uang Rp.100.000 miliknya, ia sedikit berlari memasuki bagian yang menjual peralatan sekolah.
Pertama Shafaa menuju rak tempat pinsil kemudian memilih, pilihannya jatuh pada pinsil mekanik berwarna biru,
"Ooh Shafaa mau pinsil ini, mau beli dua" tanya ku.
"Iya, kalau pinsil ini, beli 1 saja, kan nanti ada isi nya" jawab Shafaa sambil memilih isi pinsil.
"Ini harganya berapa ya? tidak ada harganya..." Shafaa bertanya pada ku.
"Coba tanyakan pada kakak yang disana" jawabku sambil menunjuk karyawan toserba. Shafaa kemudian bertanya, karyawan toko kemudian menjelaskan jika pensil yang sama terdapat juga di lorong lain dengan harga yang sama tapi sekaligus dengan isi pinsilnya. Kakak petugas kemudian mengantar kami menuju tempat yang dimaksud.
"Shafaa pilih yang mana?" tanya ku.
"Yang ini pinsilnya sama... mau yang warna apa?" Tanya kakak karyawan.
"Biru"
Shafaa kemudian memasukan pinsil pilihannya ke dalam tas belanjaan
"Ma.. pinsil ini lebih murah kan, harganya sama tapi dapat isi pinsil..." Shafaa berkata sambil berjingkrak senang.
"Iya... tidak beli isinya lagi" jawab ku ikut senang.
Selanjutnya Shafaa mencari buku gambar, ia melihat harga yang tertempel pada rak buku "Ma.. harganya sama semua" Shafaa berkata sambil melihat gambar pada sampul depan buku gambar.
"Cara mencari buku gambar yang bagus, Shafaa pegang kertasnya, naah... yang mana kira-kira yang enak dipakai" kata ku.
"Yang ini, tapi harganya Rp. 5500" Shafaa mencoba menerangkan.
"Lalu Shafaa mau pilih yang mana jadinya" aku ingin tahu bagaimana cara Shafaa memutuskan pilihan.
Shafaa mengambil buku gambar yang berharga Rp. 5500.
"Sekarang cari penghapus" shafaa berkata senang sambil berjalan mencari tempat penghapus. Setelah menemukannya Shafaa melihat harga penghapus semuanya sama Rp.2.500, ia kemudian memilih, ketika matanya tertuju pada penghapus hello kitty, Shafaa langsung memilih,
"tapi harganya Rp. 3.500 lebih mahal Rp. 1.000, Shafaa mau? Tanya ku.
"Shafaa suka yang hello kitty" jawabnya singkat sambil memasukkan penghapus pilihannya ke dalam tas belanja.
Mata Shafaa tertuju pada rautan, Shafaa memegang rautan, satu demi satu, sesaat kemuadian aku berkata "tidak ada dalam list kebutuhan, lagian pinsil Shafaa kan mekanik",
"Shafaa suka rautan ini"masih tertuju pada rautan Shafaa berkata. Akhirnya Shafaa melangkah juga kemudian berkata "Itu dia buku tulis" sambil menunjuk tumpukan buku tulis.
"Di list, Shafaa tulis 2, kalau itu 1 pak" jelas ku pada Shafaa.
"Iya ma... nantikan kalau bukunya habis ga usah beli lagi" jawab Shafaa
"Oke... pilih yang mana... kalau yang ini.. dst..dst" aku menerangkan panjang lebar tentang informasi harga, jumlah halaman buku dan merk yang tertera pada harga di atas tumpukan buku.
"Nah yang ini, hello kitty yang ini" Shafaa menunjuk pilihannya.
Aku tertegun, sepertinya aku sibuk menerangkan tetapi rupanya Shafaa fokus pada mencari gambar pilihan pada sampul buku tulis yaitu hello kitty... yaaa ampuuun πŸ˜†.

Selesai sudah, kami pun menuju kasir untuk membayar, tapi mata Shafaa menangkap jejeran jam tangan anak anak dalam etalase dan memohon untuk membeli jam tangan berwarna hijau
"Di list belanja ada tidak?" tanya ku.
"Tidak... tapi Shafaa mau" Shafaa pasang muka memelas.
"Harganya berapa ?" tanya ku
"Rp. 70.000" masih dengan suara memelas
"Nah... Shafaa menabung, kalau sudah cukup uangnya baru beli... ya, jam tangan Shafaa juga masih ada". Shafaa masih belum mau meninggalkan etalase.
"Itu namanya keinginan, Shafaa mau tapi sebenarnya Shafaa tidak butuh, jadi Shafaa harus bersabar, harus menabung dari uang jajan Shafaa.
"Tapi menabung lama maa" Shafaa masih berargumen.
"Makanya... menabungnya yang banyak, jajannya yang sedikit biar cepat, oke" jawabku mencoba memberi semangat.
Akhirnya Shafaa mau bergerak, meneteng tas belanjaan sambil berlari kecil menuju kasir kemudian berkata "Shafaa yang bayaaaar".

Shafaa bertambah senang karena uang untuk membeli kebutuhannya masih ada kembali, ia memutuskan untuk menabungnya, jika sudah terkumpul, ia ingin membeli jam yang tadi baru dilihatnya.
Alhamdulillah, walau singkat tapi acara berbelanja dan belajar kali ini menjadi sebuah pengalaman yang luar biasa. 😍
πŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang yang Kemarin