Koin Receh Si Penolong

πŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
πŸ‘©‍⚕️With Shafaa - 6 ThnπŸ‘©‍⚕️

πŸ’± Koin Receh Si Penolong πŸ’±

Biasanya uang koin kembalian belanja kurang diperhatikan bahkan kadang diabaikan. Di rumah saja, jika aku merapihkan rumah, pasti menemukan koin Rp. 500 atau Rp. 1000 tergeletak begitu saja di atas meja atau di lantai. Shafaa dan kakaknya Shina termasuk yang kurang perduli dengan uang koin bahkan kurang suka dengan jenis uang ini.
Kali ini aku meminta Shafaa mengambil toples tempat abangnya mengumpulkan koin, sementara aku membawa toples kuning dari dalam kamar, tempat koin milik ku. Kemudian aku meminta Shafaa membawa wadah kayu bertutup yang juga biasa aku gunakan untuk tempat koin sekaligus hiasan diatas bufet.
Setelah ketiganya terkumpul, Shafaa langsung membuka toples koin milik abangnya, Shafaa selalu penasaran dengan barang-barang milik abangnya sehingga kali ini, kesempatan membuka toples koin abang menjadi hal yang mengasyikkan.
Shafaa kemudian menyusun koin milik abang yang ia keluarkan.
"Coba dihitung ada berapa" kata ku kepada Shafaa sambil menyusun dan menghitung uang koin dalam toples kuning.
"Uang koin abang ada sepuluh, koin mama kok banyak, dari mana ma" Shafaa bertanya.
"Dari kembali belanjan, itu koin abang kalau ada sepuluh berarti uangnya ada sepuluh ribu karena koinnya seribuan" aku menjelaskan untuk Shafaa.
"Sepuluh ribuuuuu" kata Shafaa sambil matanya membesar senang. Sepertinya Shafaa tidak menyangka jika uang koin milik abangnya bernilai Rp. 10.000. Kali ini jumlah koin abang membuatnya takjub.
"Coba hitung uang koin mama" Shafaa antusias.
"Ayo kita hitung sama-sama" ajakanku ini membuat Shafaa bahkan kakak Shina juga ikut menghitung. Kami kemudian menyusun koin Rp 500, Rp. 200 dan Rp.100.
"Uang Koin ini ada gunanya loh, malah bisa menolong, kalau mama butuh ongkos receh untuk jemput Shafaa mama ambil di toples koin" aku sedikit bercerita.
"Waah ma... lumayan ada Rp. 33.000" kakak Shina mengumumkan.
"Haa.. tiga puluh tiga ribu, banyak nyaaa" sambung Shafaa masih takjub dengan nilai dari koin yang biasanya ia abaikan.
"Naah kalau kita sedekahkan koin kita bisa jadi rejeki kita kelak di akherat, bisa menolong kita juga" aku berkata sambil tersenyum.
"Kakak Shina dan Shafaa selama ini kurang suka sama uang koin kan, naah sekarang saatnya kita kumpulkan uang koin, jangan dibuang, karena walau sedikit koin tetap uang yang ada nilainya, kalau dikumpul nilainya jadi besarkan" aku mencoba menyadarkan Shafaa dan kakaknya.
Mereka kemudian mengembalikan koin ketempatnya semula, kecuali koin Rp 1000 sebanyak 7 buah, Shafaa masih membawanya kemanapun ia pergi. Shafaa ingin memiliki tempat koin sendiri. Aku menghadiahkan tempat koin kuning milik ku untuk Shafaa.
Kebiasaan mengumpulkan koin yang ditularkan oleh almarhun papa ku, ingin aku tularkan kepada Shafaa.
Malam ini sepertinya Shafaa tidur ditemani toples koin. Happy collecting Shafaa πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„ jangan lupa bersedekah yaaa. πŸ˜™πŸ˜™πŸ˜™

πŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘πŸ’ΈπŸ’‘

#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang yang Kemarin