Aliran Rasa - Berkisah, Sebuah Tradisi Penting Dalam Keluarga

๐ŸŽ Aliran Rasa ๐Ÿ’™ Bincang Kisah with Saddam (15 th)๐ŸŽ

๐Ÿ“Œ Berkisah, Sebuah Tradisi Penting Dalam Keluarga ๐Ÿ“Œ

Membacakan buku cerita sudah aku lakukan sejak putra pertama ku lahir, hal ini aku lakukan karena aku suka membaca dan mendengarkan cerita, dan yang utama agar si abang dapat tidur dengan nyaman. Dulu ibu atau adik ibu suka berkisah sebelum kami tidur siang, dan cara ini cukup ampuh untuk menarik kami ke tempat tidur.
Setelah punya anak berkisah menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi ku, selain menjadi ritual sebelum tidur, berkisah sambil berimajinasi menjadi salah satu jalan keluar ketika anak-anak mulai bosan atau rewel, dengan hanya menunjuk ketempat yang pertama dilihat  kemudian berimajinasi dan membuat kisah...
"Abang alat berat itu buat apa ya?", si abang pun beralih matanya ke arah yang ku tunjuk dan dengan semangat berkata sambil mengangkat tangan "gedung bertingkat" kemudian aku lanjutkan
"Tingkat berapa ya?"
"Tingkat banyaaaak"
"Siapa saja yang datang ke gedung itu ya?"
dan seterusnya menjadi sebuah kisah khayalan. Inilah manfaat dari berkisah yang aku rasakan ketika kecil dan ketika membersamai si kecil.
Kejutan berkisah datang pada ku ketika putra sulung ku berusia12 tahun dan mulai bergoogling ria, dia bercerita dengan senang kisahnya mencari informasi tentang Kisah Burung Hud-hud, burung yang diperintah Nabi Sulaiman untuk menyampaikan pesan,
 "kenapa Nabi Sulaiman memerintahkan burung hud-hud ma, biasanyakan burung merpati kalau mau kirim pesan, ternyata karena burung hud hud bisa terbang antar benua dan daya tahan tubuhnya sangat kuat, bisa tahan tidak minum berhari-hari, Saddam kira burung itu cuma ada didongeng saja,  ternyata ada ma".
Dalam hati aku hanya bisa berucap, masyaAllah, kisah itu begitu tertanam diingatan dan membuatnya mencari bukti kebenaran.
Untuk anak berusia 15 tahun yang dapat dianggap paham baik dan buruk maka kegiatan berkisah atau mendongeng akan terasa lebih asik jika sambil bincang-bincang, tentu saja aku harus tanggap menangkap moment yang tepat serta mempersiapkan amunisi, persiapan jika ada pertanyaan yang tidak diduga-duga. Kuncinya aku harus paham kisah yang sedang aku bawakan dan pesan apa yang ingin disampaikan.
Yang membuatku gembira adalah kali ini aku mendapatkan kejutan berkisah pada hari ke-15, si abang meminta ijin bergabung dalam komunitas pemuda, sepertinya pesan moral dari kisah Ashabul Kahfi dan kisah pemuda lain yang aku pilih dalam tantangan kali ini ada yang sampai dengan cepat, alhamdulillah, tidak menunggu 10 tahun kemudian.
Dalam sebuah kisah yang indah pasti ada makna yang ingin disampaikan, ada harapan, apakah kenyamanan, kesenangan ataupun sebuah pesan moral. Jika berkisah menjadi bagian dari proses membersamai buah hati kemudian menjadi ritual ketika menjelang tidur dan menjadi salah satu acara dalam family forum, maka jadikanlah kegiatan berkisah menjadi sebuah tradisi yang penting dalam keluarga, dimulai dengan doa dan diakhiri dengan doa, walaupun hanya dalam hati seorang ibu. InsyAllah kelak kita akan berucap Alhamdulillah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang yang Kemarin