Tawar Memawar
💡💸💡💸💡💸💡💸💡💸💡💸💡
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
👩⚕️With Shafaa - 6 Thn👩⚕️
🤝Tawar Memawar 🤝
Dalam rangka belajar berhemat, kali ini aku mengajak Shafaa melakukan kegiatan tawar menawar dan kegiatan ini sangat cocok dilakukan di pasar tradisional.
Shafaa sering menemani ku membeli sayuran di supermarket dan sudah paham jika harga yang tertera pada barang yang dijual sudah pasti. Shafaa juga pernah menemani ku ke pasar tradisional tapi tidak terlalu sering karena biasanya kami ke pasar Mardika yang besar dan becek, orang yang berbelanja juga banyak, sehingga kegiatan tawar menawar mungkin tidak menjadi fokus pengamatan Shafaa.
Kali ini aku mengajak Shafaa ke pasar Wayame yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami, cukup bersih dan tidak terlalu ramai.
Dalam perjalanan, Shina, kakak Shafaa sudah menjelaskan tentang beda transaksi di swalayan dan pasar wayame
"kalau di pasar Wayame harganya bisa ditawar" kakak Shina menjelaskan.
"Ditawar... maksudnya apa?" tanya Shafaa.
"Minta harganya diturunkan oleh penjualnya, misalnya sayur harga Rp 5000 jadi Rp 4000" Kakak Shina menjelaskan.
Kami bertiga memasuki pasar Wayame dan langsung mendapatkan sayur sawi yang segar.
"Sawi nya berapa ma?"kakak Shina mulai beraksi
"Delapan ribu" jawab penjual sayur.
Aku mengeluarkan uang dan memberikan pada penjual sayur, Shina menatap ku, aaah, aku lupa kami ingin menjelaskan kepada Shafaa tentang proses tawar menawar.
"Mama boleh kurang tidak" tanya ku kemudian.
Si penjual sayur agak bingung karena sudah terlanjur memegang uang yang aku berikan.
"Sayur lagi mahal karena lagi musim hujan" jawab si penjual.
"Berarti harganya tidak bisa ditawar ya" tanya ku kembali dan si penjual menggelengkan kepala.
"Nah... begitu yang dimaksud bisa ditawar"kata ku kepada Shafaa.
"Terima kasih ma" Shina berkata kepada penjual sayur.
"Yuuk... kita beli yang lain lagi" ajak kakak Shina.
Kami kemudian membeli bawang putih, tomat, cabai, laos dan sereh. Kali ini aku tidak lupa menawar.
🌶Tomat yang semula Rp 8000, aku tawar menjadi Rp. 6000, tentu saja si penjual tidak mau, kami tidak jadi membeli tomat.
🌶 Bawang putih Rp. 8000, aku setuju dan membelinya.
🌶Cabai keriting 7 buah berharga Rp 5000 dan cabai rawit sekaleng SKM berharga Rp 5000, aku tawar dengan cara yang berbeda yaitu aku membeli dengan harga Rp. 5000 untuk keduanya, banyaknya terserah si penjual. Aku mendapat 5 buah cabai keriting dan 2 genggam cabai rawit
🌶Terarkhir aku membeli laos dan sereh Rp. 2000 dan mendapat 1 potong laos dan 3 potong sereh.
cukup sudah contoh kegiatan tawar menawar untuk Shafaa.
Ketika kami akan beranjak pulang, kami bertemu kerabat sekampung yang menjaul ikan, nene Tima.
Nene Tima kemudian memberikan sekantong ikan segar untuk Shafaa. Shafaa langsung menenteng kantong plastik berisi ikan sambil melangkah keluar pasar, Shafaa sangat senang.
Sambil berjalan pulang, kami berbincang-bincang tentang kejadian dalam pasar tadi.
Yang menjadi catatan penting adalah;
🍒Di pasar tradisional harganya bisa ditawar, tapi jangan terlalu murah.
🍒 Biasanya harga di pasar tradisional lebih murah dari pada pasar tradisional.
🍒Kegiatan tawar menawar tadi adalah salah satu contoh untuk berhemat, walaupun hanya sedikit.
🍒Kita tidak boleh memaksa penjual setuju dengan harga yang kita tawarkan.
🍒 Dilarang minta tambah dari penjual, apalagi mengambil sendiri tambahannya, itu sama dengan memaksa, bisa berdosa.
🍒Penjual di pasar semua melakukan kegiatan mencari uang, rejeki yang halal.
🍒Nenek Tima, walau menjadi penjual ikan tetapi mau berbuat baik dengan memberi hadiah, membuat Shafaa senang.
• Hadiah ikan dari nenek Tima merupakan salah satu contoh kita mendapat rejeki, jadi harus disyukiri.
"Itu rejeki karena menjaga silaturahmi, Shafaa harus bersyukur karena banyak yang sayang Shafaa"
Semoga Shafaa dapat mengambil pelajaran berharga dari kegiatan yang kami lakukan di pasar tradisional Wayame.
Aamiin yra.
💡💸💡💸💡💸💡💸💡💸💡💸💡
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
*MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI*
👩⚕️With Shafaa - 6 Thn👩⚕️
🤝Tawar Memawar 🤝
Dalam rangka belajar berhemat, kali ini aku mengajak Shafaa melakukan kegiatan tawar menawar dan kegiatan ini sangat cocok dilakukan di pasar tradisional.
Shafaa sering menemani ku membeli sayuran di supermarket dan sudah paham jika harga yang tertera pada barang yang dijual sudah pasti. Shafaa juga pernah menemani ku ke pasar tradisional tapi tidak terlalu sering karena biasanya kami ke pasar Mardika yang besar dan becek, orang yang berbelanja juga banyak, sehingga kegiatan tawar menawar mungkin tidak menjadi fokus pengamatan Shafaa.
Kali ini aku mengajak Shafaa ke pasar Wayame yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami, cukup bersih dan tidak terlalu ramai.
Dalam perjalanan, Shina, kakak Shafaa sudah menjelaskan tentang beda transaksi di swalayan dan pasar wayame
"kalau di pasar Wayame harganya bisa ditawar" kakak Shina menjelaskan.
"Ditawar... maksudnya apa?" tanya Shafaa.
"Minta harganya diturunkan oleh penjualnya, misalnya sayur harga Rp 5000 jadi Rp 4000" Kakak Shina menjelaskan.
Kami bertiga memasuki pasar Wayame dan langsung mendapatkan sayur sawi yang segar.
"Sawi nya berapa ma?"kakak Shina mulai beraksi
"Delapan ribu" jawab penjual sayur.
Aku mengeluarkan uang dan memberikan pada penjual sayur, Shina menatap ku, aaah, aku lupa kami ingin menjelaskan kepada Shafaa tentang proses tawar menawar.
"Mama boleh kurang tidak" tanya ku kemudian.
Si penjual sayur agak bingung karena sudah terlanjur memegang uang yang aku berikan.
"Sayur lagi mahal karena lagi musim hujan" jawab si penjual.
"Berarti harganya tidak bisa ditawar ya" tanya ku kembali dan si penjual menggelengkan kepala.
"Nah... begitu yang dimaksud bisa ditawar"kata ku kepada Shafaa.
"Terima kasih ma" Shina berkata kepada penjual sayur.
"Yuuk... kita beli yang lain lagi" ajak kakak Shina.
Kami kemudian membeli bawang putih, tomat, cabai, laos dan sereh. Kali ini aku tidak lupa menawar.
🌶Tomat yang semula Rp 8000, aku tawar menjadi Rp. 6000, tentu saja si penjual tidak mau, kami tidak jadi membeli tomat.
🌶 Bawang putih Rp. 8000, aku setuju dan membelinya.
🌶Cabai keriting 7 buah berharga Rp 5000 dan cabai rawit sekaleng SKM berharga Rp 5000, aku tawar dengan cara yang berbeda yaitu aku membeli dengan harga Rp. 5000 untuk keduanya, banyaknya terserah si penjual. Aku mendapat 5 buah cabai keriting dan 2 genggam cabai rawit
🌶Terarkhir aku membeli laos dan sereh Rp. 2000 dan mendapat 1 potong laos dan 3 potong sereh.
cukup sudah contoh kegiatan tawar menawar untuk Shafaa.
Ketika kami akan beranjak pulang, kami bertemu kerabat sekampung yang menjaul ikan, nene Tima.
Nene Tima kemudian memberikan sekantong ikan segar untuk Shafaa. Shafaa langsung menenteng kantong plastik berisi ikan sambil melangkah keluar pasar, Shafaa sangat senang.
Sambil berjalan pulang, kami berbincang-bincang tentang kejadian dalam pasar tadi.
Yang menjadi catatan penting adalah;
🍒Di pasar tradisional harganya bisa ditawar, tapi jangan terlalu murah.
🍒 Biasanya harga di pasar tradisional lebih murah dari pada pasar tradisional.
🍒Kegiatan tawar menawar tadi adalah salah satu contoh untuk berhemat, walaupun hanya sedikit.
🍒Kita tidak boleh memaksa penjual setuju dengan harga yang kita tawarkan.
🍒 Dilarang minta tambah dari penjual, apalagi mengambil sendiri tambahannya, itu sama dengan memaksa, bisa berdosa.
🍒Penjual di pasar semua melakukan kegiatan mencari uang, rejeki yang halal.
🍒Nenek Tima, walau menjadi penjual ikan tetapi mau berbuat baik dengan memberi hadiah, membuat Shafaa senang.
• Hadiah ikan dari nenek Tima merupakan salah satu contoh kita mendapat rejeki, jadi harus disyukiri.
"Itu rejeki karena menjaga silaturahmi, Shafaa harus bersyukur karena banyak yang sayang Shafaa"
Semoga Shafaa dapat mengambil pelajaran berharga dari kegiatan yang kami lakukan di pasar tradisional Wayame.
Aamiin yra.
💡💸💡💸💡💸💡💸💡💸💡💸💡
#Tantangan10Hari
#Level8
#KuliahBunsayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanYangDicari
#CerdasFinansial
Komentar
Posting Komentar