Aliran Rasa Komunikasi Produktif

๐Ÿ“šInstitut Ibu Profesional๐Ÿ“š

♨ Aliran Rasa ♨

๐Ÿ”ถ๐Ÿ”นMateri Bunda Sayang - KOMUNIKASI PRODUKTIF๐Ÿ”น๐Ÿ”ถ

Tepat sekali KOMUNIKASI PRODUKTIF dijadikan materi pertama dalam kelas Bunda Sayang di Institut Ibu Profesional, karena ternyata berawal dari komunikasi yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula, apalagi komunikasi yang dimaksud adalah kalimat atau gerakan tubuh yang mengandung makna dan ada tujuan yang ingin kita capai, bukan hanya sekedar basa basi belaka.

Pertamakali membaca materi yang diberikan aku tertegun pada kalimat kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir, teringat kata-kata  yang sering aku gunakan sehari-hari dan feedback yang tidak sesuai dengan harapan.

Sejatinya kalimat yang terucap dari mulut seorang ibu bisa menjadi doa bagi anak anaknya, karena itu aku ingin memulai kembali dan mengawalinya dengan cara berfikir posotif dengan harapan “I'm responsible for my communication results” kemudian menghasilkan sesuatu yang baik dan sesuai harapan.

Ada beberapa kaidah yang telah menjadi kebiasaan ku dalam berkomunikasi tapi ada juga yang aku jalankan tidak sesuai dengan porsinya, seperti aspek verbal (kata-kata) yang hanya (7%) memberikan dampak pada hasil komunikasi, intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%) yang justru berpengaruh besar pada hasil komunikasi, menyadarkan ku,  rupanya aku salah strategi dalam mengelola tiga komponen ini.

Belajar dari kesalahan aku mulai memperbaiki dan mencoba mengaplikasikan apa yang aku dapat tentang Komunikasi Produktuf. Aku mencoba memahami dan menerima FoR dan FoE  siapa saja, pasangan berkomunikasi saya, bukan hanya suami dan anak-anak, dan mencoba untuk membagi apa yang aku tahu, bukan memaksa.

Intonasi suara menjadi hal yang sangat menarik bagi ku. Aku belajar mengeluarkan intonasi suara sesuai dengan hasil yang aku harapkan bukan pada situasi yang ada, dan ternyata intonasi ramah selalu menghasilkan output yang menyenangkan. Intonasi tegas akan aku keluarkan pada saat dibutuhkan.

Banyak yang aku dapat pada materi ini.  Bersama anak-anak dan suami, aku akan terus belajar karena setiap hari kami pastinya selalu berkomunikasi sehingga pengaplikasian Komunikasi Produktif  ini akan terus kami coba. Aku dan suami sadar bahwa kami lah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Harapan kami semoga kami dapat selalu menjadi contoh yang baik untuk mereka sehingga andil kami dalam membentuk Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) mereka adalah sesuatu yang positif.
๐ŸŒž๐ŸŒž๐ŸŒž๐ŸŒž๐ŸŒž
Semoga Allah SWT selalu membantu kami dan memberkahi apa yang kami lakukan.
Aamiin Yra.
๐ŸŒž๐ŸŒž๐ŸŒž๐ŸŒž๐ŸŒž
Note
Kemarin, anak laki-laki sulung kami yang duduk di kelas X berkata
“Ma… temani makan yuk, komunikasi produktif untuk anak remaja itu lebih baik saat makan berdua ma..”
antena Choose the Right Time ku pun menyala. Aku senang selalu diberi kesempadan dan dukungan dalam belajar.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang yang Kemarin