Pujian Nenek dan Kalimat Shafaa

๐ŸŒท๐Ÿฃ๐ŸŒทGame Kelas Bunda Sayang๐ŸŒท๐Ÿฃ๐ŸŒท

๐ŸŽฏLevel 1
TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF

๐Ÿ’™ Hari Ke - 5

๐Ÿ„๐Ÿ€Pujian Nenek dan Kalimat Shafaa๐Ÿ€๐Ÿ„

Pagi ini kami masih sarapan bersama nenek, forum keluargapun berlagsung, topiknya, kakak yang masih panas walau sudah minum rebusan daun sambiloto dan parasetamol, kakak harus ke dokter dan Shafaa ke sekolah sendiri. Seperti biasa, aku menjalin rambut Shafaa yang ikal panjang, kemudian nenek berkata “ Kakak Shafaa jangan dipotomg ya rambutnya…”
“Tapi kakak suka rambut pendek seperti punya kakak Shina” Shafaa berkata.
“Kakak Shafaa telaten urus rambut jadi cocok rambutnya panjang” kata nenek.
Shafaa hanya diam dan melanjutkan makan roti, kemudian berangkat ke Sekolah.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Sepulang sekolah, aku melihat Shafaa langsung bermain.
“Shafaa buka baju seragamnya dulu” kata ku
Shafaa masih terus bermain.
“Mama keluar dari kamar, Shafaa sudah ganti baju ya…” kata ku dengan nada  biasa. Hari-hari sebelumnya hal ini termasuk salah satu yang membuatku emosi, karena Shafaa pasti tidak perduli. Beberapa saat kemuadian aku keluar kamar dan Shafaa sudah mengganti seragam dengan baju tuk bermain ๐Ÿ˜.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Shafaa  berjalan di dalam rumah mengenakan sepatu tali yang biasa dia kenakan untuk keluar.
“Shafaa… sepatunya ga tau sudah injak kotoran apa di luar sana, tidak boleh dipakai di dalam rumah, lantainya jadi kotor nanti” aku mencoba menerangkan dengan singkat, biasanya bawelku sudah keluar ๐Ÿ˜๐Ÿ˜. Shafaa patuh dan membawa keluar sepatu talinya.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Shafaa bermain pianika, kakaknya memperhatikannya, ternyata Shafaa meniup langsung pada selang peniup pianika.
“Shafaa, mana peniupnya” tanya kakak
“ Ga tau, Shafaa minta mama cuci, mama belum kasih sampai sekarang” Shafaa menerangkan.
Mendengar namaku disebut akupun bertanya
“ kenapa ?”
“peniup ini mama simpan di mana?” tanya Shafaa. Aku mencoba mengingat dimana aku simpan benda kecil itu.
“waktu itu ada dekat tempat bros mama tapi sekarang tidak ada” Shafaa menerangkan.
“nanti mama cari ya” kata ku
Shafaa melanjutkan permainan pianikanya, tidak memaksa untuk mencari dan tidak cemberut. ๐Ÿ˜๐Ÿ˜
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Waktu belajar, saatnya mendikte, aku meminta Shafaa untuk menulis kalimat yang aku ucap, tapi Shafaa mintaku menggunakan cara yang ia mau, “Shafaa tulis, kalau sudah selesai baru mama tulis di papan, nanti Shafaa cocokkan, betul atau tidak”.
“oke deh” jawabku dengan senyum. Belajar mendikte yang biasanya hanya 1 kalimat, hari ini bisa 4 kalimat ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

๐Ÿ’™Hal menarik dalam berkomunikasi hari ini adalah :
๐Ÿ“ŒPujian nenek membuat Shafaa tidak membantah.
๐Ÿ“Œ Mengganti perintah dengan pilihan, disertai intonasi ramah, tidak mengakibatkan perdebatan dengan Shafaa.
๐Ÿ“ŒShafaa mulai berubah.

๐Ÿ’™Perubahan yang aku buat hari ini adalah:
๐Ÿ“Œ Mencoba ganti perintah dengan pilihan, walaupun hanya 1 pilihan.
๐Ÿ“ŒMencoba mencontohkan cara komunikasi produktif kepada Shafaa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Artikel Jadul Balita Kita Majalah Ayah Bunda

Cerita Pagi Bunda Sayang