Cerita Pagi Bunda Sayang

๐ŸŒท๐ŸŒทGame Kelas Bunda Sayang๐ŸŒท๐ŸŒท

๐ŸŽฏLevel 1
TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF

Akhirnya tiba juga saat untuk menyelesaikan tantangan pertamaku di kelas Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional. Tantangan kali ini adalah tentang Komunikasi Keluargaku.

Pertama, aku diminta untuk membuat family forum atau forum keluarga, sebenarnya sejak kami menikah dengan sendirinya family forum terbentuk. Awalnya anggota forum tentu saja hanya  aku dan suami, forum kami menjadi tempat berbagi cerita tentang bermacam hal. Sepertinya aku dan suami dibesarkan dalam keluarga yang sama type yaitu suka “ngobrol” tapi aku lebih “bawel”  dan suamiku lebih pendiam sehingga pada awalnya selalu aku yang membuka pembicaraan terlebih dahulu.

“Ngobrol” bareng kami bisa dilakukan dimana saja, bahkan tanpa dijadwal. Bisa sehabis  shalat magrib berjamaah, ketika nonton televisi, atau yang paling sering yaitu sehabis makan baik di meja makan atau di teras, sambil nikmati hidangan sore.

Untuk tantangan kali ini, aku memilih putri bungsu kami, Sittna Shafaa Ramadhani Slamet, Shafaa panggilannya, untuk menjadi partner permainanku. Berkomunikasi dengan anak usinya 6 tahun pastinya penuh tantangan dan sangat menarik.

๐Ÿ’™ Hari Pertama๐Ÿ’™

๐Ÿ–Cerita Pagi๐Ÿ–

"Ma ini….” seru shina, kakak perempuan shafaa sambil memberi ku dua lembar uang dua ribu rupiah.
“Shafaa mencuri… dari dompet ongkos” lanjut shina.
Aku tetap mengoles selai coklat ke roti.
Shafaa datang dengan wajah marah. Aku menunggu dia bicara, tapi suara shina yang kemudian keluar “ambil uang dari dompet itu namanya mencuri”.
“Ade ambil dari dompet ongkos…mama tidak mau kasih jadi ade ambil sendiri... ade tidak mencuri” jawab shafaa dengan nada makin tinggi.
“biar dompet ongkos tapi tetap harus bilang mama, ijin dulu” balas shina
“bodoh !!!” kata yang masuk daftar kata larangan pun terucap dari mulut shafaa.
“Shafaa… ” kataku dengan tegas.  Shafaa mulai menangis, kami diam sesaat.
“Ayo dimakan rotinya” aku memulai kembali.
Kulihat shafaa merobek rotinya dengan agak kesal dan memasukkannya ke mulut dengan tangan kiri.
“Shafaa  makan dengan tangan kanan”
“biar saja… mau dengan tangan kiri”
Aku biarkan tingkah shafaa kali ini,
“Shafaa mau diikat rambutnya sama papa” shafaa sedang marah pada ku.
Ketika pamit untuk ke sekolah, shafaa berkata “ ingat ya.. yang jemput papa”
aku memberinya senyum sambil berkata “iya…”.
๐Ÿ”–Note : Shafaa sedang dalam masa hukuman karena melanggar larangan  jajan diluar bukan di kantin sekolah.

๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ
Aku dan suami menjemput shafaa disekolah, kami berencana mampir ke pasar. Sepanjang perjalanan suamiku mulai berbicara kepada shafaa.
“shafaa harus minta ijin kalau mau ambil apa saja yang bukan punya shafaa”
shafaa diam
“tidak ada yang lihat, tapi Allah lihat, malaikat catat… shafaa anak baik kan” lanjut suami ku.
“tidak ada yang mau berteman sama pencuri” kalimat ini menjadi penutup obrolan kami.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Sampai di pasar, shafaa minta dibelikan energen,
“shafaa … kan ga boleh jajan” kataku
“mau energen ma… lapar.. ga jajan”
“makan bekalnya tuh”
“mau energen…”
“tapi makannya kalau sudah makan siang ya...”
“ga mau...sekarang”
“kalau begitu mama ga beli”
“baiklah” shafaa setuju dengan suara lirih.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Siang itu ketika sedang menyelesaikan pekerjaan ku, shafaa menghampiri, langsung ku peluk shafaa dan memangkunya.
“shafaa kenapa suka jajan”
“Shafaa ga suka jajan.. cuma suka makan yang kuning kuning panjang itu”
“kenapa suka” tanya ku 
“rasanya enak” jawab shafaa
“tapi kuning kuning itu bisa bikin tenggorokan luka, nanti ga bisa makan dan minum” aku mencoba menerangkan.
“tapi ade suka maa…” jawab Shafaa
“biar suka tapi bisa bikin sakit jangan dimakan dong… ganti aja sukanya ya...sama apa yaaa?”
kusebut berbagai jenis biskuit, tapi shafaa tetap tidak mau. Akhirnya Abang, kakak tertua shafaa menyebut salah satu biskuit kegemarannya dan shafaa langsung setuju.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

Sore hari ini kami habiskan bersama dengan bercerita. Shafaa tertawa riang mendengar cerita abangnya yang meniru gaya peserta Pentas Seni di SMA nya. Tidak ada forum keluarga sehabis shalat magrib dan malamnya kami lalui seperti biasa.
๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ๐ŸŒ

๐Ÿ’™Hal menarik hari ini adalah:
๐Ÿ“ŒHarus memanfaatkan situasi yang tetap untuk mempraktekan komunikasi produktif.
๐Ÿ“ŒSesuai harapan, kami diberikan the Right Time untuk belajar akhlah terpuji dan berbicara dari hati ke hati.
๐Ÿ“ŒSelain dalam keluarga, lingkungan luar juga berperan dalam proses “mengcopy” cara berbicara shafaa.
๐Ÿ“ŒBahasa tubuh mempunyai (pelukan dan ciuman) memberi efek positif.

๐Ÿ’™Perubahan apa yang Anda buat hari ini dalam berkomunikasi?
๐Ÿ“Œ Menahan bibir untuk tidak bawel dengan memilih kalimร t yang simpel.
๐Ÿ“Œ Belajar memggunakan intonasi dalam situasi yang tepat.
๐Ÿ“Œ Berusaha menggunakan kalimat "apa yang diinginkan".
๐Ÿ“Œ Mencoba untuk fokus ke depan, bukan kembali mengungkit kesalahan yang telah diperbuat.
๐Ÿ“Œ Mencoba memberikan pilihan dengan nada ramah bukan perintah yang gemar aku lakukan
๐Ÿ“ŒBersama suami berusaha menjelaskan dengan singkat tentang larangan dan menyelipkan pujian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengulang yang Kemarin